TAMBANG dan Masalahnya

lokasi tambang foto milik http://www.tempo.co

lokasi tambang foto milik http://www.tempo.co

Apa yang pertama kali terlintas dalam benak kalian saat pertama kali mendengar kata Tambang? Bagi saya pribadi mendengar kata tambang ada 2 hal yang langsung saya ingat pertama gaji gede dan yang kedua adalah kehancuran lingkungan. Untuk yang pertama tidak perlu lah saya jelaskan apa alasannya, karena semua orang sudah mahfum tentang hal ini, penghasilan seorang pekerja tambang besar oleh karena itu menjadi pegawai di perusahaan tambang merupakan impian banyak orang indonesia apalagi bagi para mahasiswa yang baru lulus kuliah. Bekerja di tambang adalah sebuah prestis tersendiri pun saya juga sempat tertarik namun apadaya rejeki saya bukan disana atau belum disana ya, hehehe.
Kita cukupkan dulu dengan gaji gede kita beralih pada isu kedua yaitu kehancuran lingkungan. Okey kita mulai pembahasan tentang kehancuran lingkungan ini ya, pernah lihat lokasi pertambangan secara langsung? Jika jawabannya belum pernah maka SAMA, hehe, saya juga belum pernah tapi jika melihat dari foto tak perlu kita susah-susah mencari nya cukup ketikkan kata tambang di mbah Google maka taraaaaaa akan muncul ribuan foto tentang tambang salah satunya foto yang saya tampilkan di awal tulisan. Bagaimana? Luar biasa hancur kan? Seolah-olah tanah tersebut memiliki sebuah lubang yang dalam sekali (ibarat tanah adalah perut maka lubang itu jadi seperti pusar di perut ya hehe), padahal tanah tersebut awalnya adalah lahan datar atau mungkin sebuah gunung namun kok bisa ya menjadi lahan tandus yang duaaaallaaaammm dan lebaaaarrr sekali. Walaupun memang wajar sie jika tanah yang digunakan untuk tambang jadi seperti itu lha wong barang tambang itu kan ada di dalam tanah jadi satu-satunya jalan untuk mengambilnya ya harus di keruk tanahnya. Tapiii sayangnya setelah diambil habis apakah tanah tersebut akan dikembalikan seperti semula?. Kalo saya jadi tanah saya pengen banget tuh ngomong ama penambangnya “oiii cuyy… enak aje loe, gw abis loe pake loe buang begitu aja, abis manis sepah dibuang dehhh, mana tanggung jawab loe?”hehe. Terus terang saya belum tahu apakah setelah tanah itu dikeruk ampe berkilo2 meter kemudian saat sudah tidak ada bahan tambangnya, tanah tersebut akan di reklamasi (ceileeehhh bahasanya) oleh perusahaan tambangnya, Sehingga tanah tersebut menjadi tanah yang dapat dimanfaatkan kembali seperti sediakala oleh masyarakat sekitar. Oia terkait reklamasi ini jangan dikira gampang lho memperbaiki tanah bekas tambang, tanah bekas tambang ini jelas sudah rusak oleh bahan2 kimia yang digunakan untuk penambangan jadi, gimana hayo cara reklamasinya??

salah satu korban minamata foto milik http://www.suaramerdeka.com

salah satu korban minamata foto milik http://www.suaramerdeka.com

Kerusakan lingkungan yang kedua adalah penyakit minamata, Pernah dengar tentang minamata? Kalo belum pernah denger akan saya jelasin secara singkat jadi minamata itu (*berlagak tahu padahal copi paste dari wikipedia hehehe) sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Gejala-gejala sindrom ini seperti kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dan degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkatan akut, gejala ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya mati. Nah nama minamata ini diambil dari nama salah satu perfektur (seperti provinsi mungkin ya kalo di Indonesia) yang ada di jepang, dimana pada tahun 1958 masyarakatnya di ketahui banyak yang terkena penyakit tersebut akibat mengkonsumsi ikan laut (tahu sendiri orang jepang kalo ama ikan laut senengnya minta ampun) yang sudah tercemar merkurie (nah ini nih biang keladinya). Dan kabarnya merkurie ini digunakan dalam usaha pertambangan. Dulu tahun 2004 kalo tidak salah di Indonesia pernah ada kasus minamata juga, yang saat itu menjadi tertuduh adalah PT Newmont yang sedang melakukan kegiatan tambang di kawasan teluk buyat namun sepertinya hal itu tidak terbukti dipengadilan dan sampai sekarang PT newmont masih beroperasi disana. Jangan-jangan justru bukan PT Newmont yang membuat kerusakan namun para penambang-penambang liar nakal yang melakukan pencemaran, entahlah kok tiba-tiba pikiran ini terlintasdikepala.

masyarakat di lokasi pertambangan, foto diambil dari http://zonadamai.com

masyarakat di lokasi pertambangan, foto diambil dari http://zonadamai.com

Selain dua hal diatas ada kerusakan lain yaitu terkait masyarakat yang masih sangat kekurangan disekitar tambang. Idealnya dengan adanya pertambangan maka terbuka pula lapangan pekerjaan sehingga masyarakat sekitar tambang bisa bekarja di tambang tersebut, namun sayangnya hal ini tdk selalu terjadi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan tambang di Papua yang konon kabarnya merupakan tambang tembaga (ternyata tambang emassss, di tipu puluhan tahun kita ya) masyarakat sekitar tambang masih berada di garis kemiskinan bahkan masih banyak yang belum mengenal peradaban. Kawasan pertambangan seolah menjadi negara didalam negara, sebuah tempat dengan berbagai fasilitas didalamnya namun saat keluar dr lokasi tambang dunia yang sangat berbeda akan segera menyapa. Masyarakat tertinggal, miskin, dan terbelakang ada disekitar kawasan pertambangan ini hal ini saya peroleh dari berita2 yang saya baca, saya lihat atau saya dengar, namun entah seperti apa kenyataannya. Bagaimana tidak miskin dan terbelakang jika lahan pertanian yang digunakan untuk bercocok tanam sekarang sudah berubah jadi lubang besar untuk menggali tambang, sementara tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan. Nah padahal kan pertambangan membutuhkan banyak orang, kenapa tidak ambil pekerja dari masyarakat sekitar ya? Apakah mungkin karena banyak di lokasi tambang, masyarakat sekitar kurang berpendidikan sehingga perusahaan tambang enggan menggunakan tenaga dan pikiran mereka? Entahlah saya sendiri masih belum tahu sampai detik ini kenapa di sebuah lokasi tambang yang kabarnya juga merupakan lahan uang masyarakatnya justru banyak yang tertinggal.

salah satu bentuk reklamasi, foto diambil dari http://www.ptnnt.co.id

salah satu bentuk reklamasi, foto diambil dari http://www.ptnnt.co.id

Dari ketiga hal diatas sepertinya mewakili sedikit masalah tentang tambang di Indonesia namun saya rasa ada banyak jalan keluar yang bisa dilakukan untuk masalah pertama dan kedua kabarnya PT Newmont sebagai salah satu perusahaan tambang sudah melakukan reklamasi dan pengelolaan lingkungan bahkan sudah pernah memperoleh penghargaan ADITAMA dari kementrian ESDM sebagai perusahaan tambang terbaik dalam hal pengelolaan lingkungan di bidang pertambangan mineral (WOW…) namun seperti kata para agan kaskuser “NO Pict = Hoax” jadi mari sama2 kita lihat pengelolaan lingkungan yang baik itu sperti apa jika kita di berikan kesempatan hehehe. Untuk masalah ketiga sebenarnya perusahaan memiliki kewajiban untuk CSR yaitu singkatan dari Corporate Social Responsibility jadi intinya perusahaan punya tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan dimana salah satunya adalah masyarakat, bentuknya bisa macam-macam bisa pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dsb yang sifatnya berkelanjutan. Bila semua perusahaan tambang melakukan dua program ini secara sungguh-sungguh maka dijamin pertambangan yang dilakukan tidak akan menimbulkan banyak masalah dikemudian hari karena akan ada banyak efek positif daripada negatifnya.
Tulisan ini jelas hanya sebuah opini pribadi, ditulis sebagai syarat untuk mengikuti program Sustainable Mining Boot Camp IV yang diadakan oleh PT Newmont Nusa Tenggara gambar-gambar yang saya gunakan juga bukan gambar milik saya namun sumber sudah saya cantumkan.

Leave a comment